Gender Role

Toward Household Economic Welfare of Forest Community In Indonesia

Penulis

  • Lintar Brillian Pintakami Balitar Islamic University, Jl. Majapahit 4, Sananwetan District, Blitar City, East Java

DOI:

https://doi.org/10.55623/ad.v3i2.135

Kata Kunci:

Peran Gender, Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat, Kesejahteraan Rumah Tangga

Abstrak

Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan upaya pemerintah untuk melakukan perbaikan kembali hutan yang telah rusak. Desa Bayem merupakan salah satu desa yang ikut terlibat dalam program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perempuan petani dalam program pencapaian kesejahteraan rumah tangga. Metode kualitatif digunakan. Lokasi ditentukan secara sengaja yaitu di Desa Bayem, Malang, Indonesia. Responden diidentifikasi dengan menggunakan snowball sampling. Informan kunci adalah petani lokal, pria atau wanita, yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Sedangkan sumber pendukung ditetapkan secara purposive, yaitu terdiri dari tokoh masyarakat formal atau nonformal, perangkat desa, dan petugas Perhutani. Berdasarkan analisis gender, kualitatif, dan kontribusi pendapatan, kami menemukan bahwa peran petani perempuan dalam Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat masih kurang optimal, padahal mereka dapat menyumbang pendapatan rumah tangga yang setara dengan petani laki-laki, yaitu Rp. 16.981.900 per tahun atau 50%. Meskipun demikian, perempuan tani mampu mengalokasikan waktunya untuk tetap melakukan peran reproduksinya dalam rumah tangga sementara laki-laki tidak.

Referensi

Adedayo. (2010). Access of Rural Women to Forest Resources and Its Impact on Rural Household Welfare in North Central Nigeria. Forest Policy and Economics Journal, Vol. 12, No.12: 439-450, http://elsevier.com/locate/forpol, diakses pada April 2013. DOI: https://doi.org/10.1016/j.forpol.2010.04.001

Angelsen, Arild., S. Wunder, R. Babigumira, B. Belcher, J. Borner, Carsten, dan S. Hall. (2011). Environmental Incomes and Rural Livelihoods: A Global-Comparative Assessment. Paper presented at the 4th Wye Global Conference, Rio de Janeiro, 9.-11, http : s.wunder@cgiar.org,r.babigumira@cgiar.org, diakses pada April 2013. DOI: https://doi.org/10.35648/20.500.12413/11781/ii122

Fonta, William. (2012). The Distributional Impacts of Forest Income on Household Welfare in Rural Nigeria. Journal of Economics and Sustainable Development, Vol.17, No.2: 22-28, http://www.iiste.org, diakses pada April 2013.

Kassie, M., Fisher, M., Muricho, G., & Diiro, G. (2020). Women’s empowerment boosts the gains in dietary diversity from agricultural technology adoption in rural Kenya. Food Policy, 95, 101957. DOI: https://doi.org/10.1016/j.foodpol.2020.101957

Kiptot, E. dan Franzel, S. (2011). Gender and Agroforestry in Africa: Are Women Participating? World Agroforestry Centre. ICRAF Occasional Paper No. 13, http://www.worldagroforestry.org, diakses pada Januari 2013. DOI: https://doi.org/10.5716/OP16988

Murniati, Nunuk. (2004). Getar Gender/perempuan Indonesia dalam Perspektif Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum dan Ham. Indonesiatera. Magelang.

Parawansa, K.I. (2006). Mengukir Paradigma Menembus Tradisi: Pemikiran tentang Keserasian Jender. Pustaka LP3ES. Jakarta.

Perum Perhutani. (2013). Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM): Kolaborasi antara Masyarakat Desa Hutan dengan Perum Perhutani dalam Pengelolaan Sumberdaya Hutan di Jawa. Pedoman ini dipublikasi dalam bentuk salinan yang disusun Pusat Kajian Hutan Rakyat (PKHR), http://www.perumperhutani.com, diakses pada Februari 2013.

Saptari, R. dan B. Holzner. (2011). Perempuan, Kerja dan Perubahan Sosial: Sebuah Pengantar Studi Perempuan. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta.

Yuliati, Yayuk. (2012). Gender Dan Lingkungan : Model Pemberdayaan Perempuan di Kawasan Hutan Melalui Peningkatan Fungsi Ekologi dan Ekonomi Rumahtangga. Universitas Brawijaya. Malang.

Unduhan

Diterbitkan

2023-01-01

Cara Mengutip

Pintakami, L. B. (2023). Gender Role: Toward Household Economic Welfare of Forest Community In Indonesia. Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial Dan Budaya, 3(2), 66–81. https://doi.org/10.55623/ad.v3i2.135
icon-doi : https://doi.org/10.55623/ad.v3i2.135